Rabu, 31 Januari 2018

Tata Cara Sholat Bagi Wanita

Yang jelas cara shalat wanita asalnya sama dengan pria. Ia diperintahkan mengikuti petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam shalatnya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalatlah sebagaimana engkau melihat aku shalat.” (HR. Bukhari, no. 631)

Cara shalat yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara umum adalah sebagai berikut.

1- Menghadap kiblat (Ka’bah) dengan berdiri menghadap kepada sutroh. Sutroh adalah sesuatu yang diletakkan di depan orang yang shalat untuk menghalangi orang yang akan melewatinya dan hanya membatasinya pandangannya pada sebatas tempat itu saja tidak di balik itu.
2- Menghadirkan dalam hati niat shalat yang akan dilaksanakan dan ditentukan (di-ta’yin) shalatnya.
3- Mengangkat tangan sejajar pundak atau sejajar telinga sambil mengucapkan “ALLAHU AKBAR”.
4- Bersedekap dengan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri pada dada dan memandang pada tempat sujud.
5- Membuka shalat dengan membaca doa iftitah.
Contoh doa iftitah (istiftah), “SUBHAANAKALLAHUMMA WA BI HAMDIKA WA TABAAROKASMUKA WA TA’ALA JADDUKA WA LAA ILAHA GHOIRUK (artinya: Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau.” (HR. Muslim no. 399, Abu Daud no. 775, Tirmidzi no. 242, Ibnu Majah no. 804)
Bacaa lainnya, “ALLAHUMMA BAA’ID BAYNII WA BAYNA KHOTHOYAAYA KAMAA BAA’ADTA BAYNAL MASYRIQI WAL MAGHRIB. ALLAHUMMA NAQQINII MIN KHOTHOYAAYA KAMAA YUNAQQOTS TSAUBUL ABYADHU MINAD DANAS. ALLAHUMMAGH-SILNII MIN KHOTHOYAAYA BIL MAA-I WATS TSALJI WAL BAROD (artinya: Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun).” (HR. Bukhari no. 744, Muslim no. 598, An Nasai no. 896, lafaznya adalah dari An-Nasa’i)
6- Membawa ta’awudz.
Contoh bacaan ta’awud, “A’UDZU BILLAHIS SAMII’IL ‘ALIIM, MINASY SYAITHOONIR ROJIIM MIN HAMZIHI WA NAF-KHIHI WA NAFTSIH (artinya: aku berlindung kepada Allah Yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui dari gangguan syaitan yang terkutuk, dari kegilaannya, kesombongannya, dan nyanyiannya yang tercela).” (HR. Abu Daud no. 775 dan Tirmidzi no. 242. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan sanad hadits ini hasan.)
7- Membaca “BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM”. Cara membacanya, sebagian ulama berpendapat dijaherkan, sebagian yang lain mengatakan dilirihkan (sirr).
8- Membaca surat Al-Fatihah ayat demi ayat dan di akhir membaca “AAMIIN”.
9- Membaca surat lain setelah Al-Fatihah.
10- Setelah membaca surat, hendaklah diam sejenak kemudian mengangkat tangan, lalu bertakbir kemudian turun ruku’.
11- Meletakkan tangan pada lutut, kemudian jari-jari tangan direnggangkan, lalu tangan menggenggam lutut dan punggung dalam keadaan lurus, serta kepala tidak terlalu turun dan tidak terlalu diangkat.
12- Thuma’ninah ketika ruku’ lalu saat ruku’ membaca, “SUBHANAA ROBBIYAL ‘AZHIM (artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung)” sebanyak tiga kali.
13- Mengangkat badan dari ruku’ sambil mengucapkan “SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH” dan mengangkat tangan. Kemudian saat i’tidal mengucapkan, “ROBBANAA WA LAKAL HAMDU”.
14- Kemudian turun untuk sujud bisa dengan tangan dahulu baru lutut atau lutut dahulu baru tangan, dan turunnya tanpa mengangkat tangan.
15- Sujud dengan menempelkan tujuh anggota tubuh yaitu (1) dahi dan hidung, (2,3) kedua telapak tangan, (4,5) kedua lutut, (6,7) kedua ujung kaki. Thuma’ninah ketika sujud dan membaca, “SUBHANAA ROBBIYAL A’LAA (artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Tinggi)” sebanyak tiga kali.
Catatan: Dalam madzhab Syafi’i, tidak ada bedanya antara laki-laki dan perempuan dalam cara mengerjakan shalat kecuali wanita disunnahkan untuk merapatkan anggota tubuhnya dengan lainnya atau menghimpitkan antara perut dan pahanya saat sujud.
16- Lalu bangkit dengan bertakbir untuk duduk dengan cara duduk iftirosy (kaki kanan ditegakkan, kaki kiri diduduki), lalu membaca “ROBBIGHFIR-LII, ROBBIGHFIR-LII”.
17- Bertakbir lalu melakukan sujud kedua.
18- Kemudian bangkit sambil bertakbir dengan duduk istirahat terlebih dahulu (duduk iftirosy sejenak), lalu berdiri ke rakaat kedua.
19- Mengerjakan rakaat kedua sama dengan rakaat pertama.
20- Sampai pada rakaat kedua, lalu duduk untuk tasyahud awwal atau tasyahud akhir.
Duduk pada tasyahud awwal yaitu dengan duduk iftirosy. Sedangkan duduk pada tasyahud akhir yaitu dengan duduk tawarruk. Termasuk pula duduk pada shalat yang hanya dua raka’at, duduk tasyahud akhirnya adalah dengan tawarruk.
Saat duduk membentangkan jari tangan kiri di paha kiri, lalu meletakkan tangan kanan di paha kanan di mana seluruh jari digenggam kecuali jari telunjuk. Lalu berisyarat dengan jari telunjuk, sedangkan jari jempol dan jari tengah membentuk lingkaran.
Berisyarat dengan jari telunjuk dimulai dari ucapan “ILLALLAH” dari ucapan syahadat, berisyarat tadi sampai salam.
21- Membaca bacaan tasyahud, lalu bershalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian ketika berada di tasyahud akhir menambahkan doa sesuai yang diinginkan.
Bacaan tahiyat sebagai berikut.
“AT TAHIYYAATUL MUBAAROKAATUSH SHOLAWAATUTH THOYYIBAAT LILLAH. ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WA RAHMATULLAHI WA BAROKAATUH. ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBAADILLAHISH SHOLIHIIN. ASYHADU ALLA ILAAHA ILLALLAAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHU WA ROSUULUH (artinya: Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya)” (HR. Muslim no. 403).
Bacaan shalawat ibrahimiyyah sebagai berikut.
ALLAHUMMA SHOLLI ‘ALA MUHAMMAD WA ‘ALA AALI MUHAMMAD KAMAA SHOLLAITA ‘ALA IBROOHIM WA ‘ALA AALI IBROHIM, INNAKA HAMIDUN MAJIID. ALLAHUMMA BAARIK ‘ALA MUHAMMAD WA ‘ALA AALI MUHAMMAD KAMAA BAAROKTA ‘ALA IBROHIM WA ‘ALA AALI IBROHIMM INNAKA HAMIDUN MAJIID (artinya: Ya Allah, semoga shalawat tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana tercurah pada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, semoga berkah tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana tercurah pada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia).” (HR. Bukhari no. 4797 dan Muslim no. 406, dari Ka’ab bin ‘Ujroh).
Lalu membaca doa berlindung dari empat hal:
“ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MIN ‘ADZAABI JAHANNAM, WA MIN ‘ADZABIL QOBRI, WA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT, WA MIN SYARRI FITNATIL MASIIHID DAJJAAL” (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal).” (HR. Muslim, no. 588)
22- Kalau masih ada kewajiban setelah tasyahud awwal, maka mengerjakan rakaat yang tersisa.
23- Mengucapkan salam ke kanan “ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH” lalu salam ke kiri begitu pula.
24- Dianjurkan membaca dzikir bada shalat, lalu berdoa kepada Allah setelah berdzikir.
Semoga bermanfaat.

Referensi:

  1. Fiqh As-Sunnah li An-Nisaa’. Cetakan, Tahun 1422 H. Syaikh Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim. Penerbit Al-Maktabah At-Taufiqiyyah.
  2. Panduan Shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Muhammad Abduh Tuasikal. Penerbit Rumaysho. (Akan terbit insya Allah)

Diselesaikan di Jakarta (perjalanan Kemang Raya – Soeta), 24 Shafar 1439 H
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar